Thursday, August 23, 2012

[Fanfic] Be Mine - Nyongtory

Tittle: Be Mine
Author: jiloverichan
Pairing: G-Ri (G-Dragon-Seungri)
Rating: T 
Genre: Romance
Summary: "Kau orang pertama yang tidak takut padaku. Kau orang pertama yang melihatku terseyum. Kau orang pertama yang melihatku tertawa. Kau orang pertama yang aku peluk. Dan..."
A/N: Ceritanya Shonen Ai.Cerita ini karena author lagi iseng-iseng aja. >/\< *Author juga pencinta Nyongotry* >///<

Be Mine

Seungri POV

Hai, namaku Lee Seungri. Biasanya dipanggil Seungri. Aku anak dari desa. Lebih tepatnya aku dari Gwangju. Aku berada di Seoul karena beasiswa dari sekolahku. Aku bersekolah di Yang Hyun Suk High School, salah satu sekolah yang terkenal dengan anak-anak orang kaya. Saat ini aku duduk di dikelas satu. Karena aku dari desa, aku tak punya teman sama sekali. Mereka tidak mau berteman denganku yang seorang anak dari desa dan miskin. Namun sekarang, semuanya berubah karena dia. Dia adalah pacarku, Kwon JiYong namanya. Siswa yang paling ditakuti di sekolahku. Tercatat, pernah memukul guru hingga masuk rumah sakit bahkan mengundurkan diri, berkelahi dengan murid sekolah lain, dan bahkan pernah menjadi tahanan selama seminggu karena hampir membunuh sekelompok yakuza. 

Aku tak pernah melupakan awal pertemuan kami hingga dia menyatakan perasaannya padaku.

_FLASHBACK_

Aku yang baru saja menyelesaikan tugas piket setelah pelajaran terakhir usai, segera bergegas meninggalkan kelas tempatku belajar. Namun, aku langkahku tiba-tiba berhenti ketika tak sengaja aku melihat siswa yang paling di takuti sekolahku, melewatiku dengan penampilan seorang berandalan. Dimana, pakaiannya penuh dengan kotor dan bercak darah. Aku rasa, dia baru saja berkelahi dengan siswa sekolah lain atau mungkin sekelompok yakuza lagi.

Aku bergidik ngeri ketika matanya yang tajam Aku bergidik ngeri ketika matanya yang tajam sekilas menatapku. Saat itu, aku merasa matanya seakan mau membunuhku jika mungkin.


"Anoo~" Aku beranikan diri menyapanya ketika dia hendak masuk ke sebuah ruangan yang kutahu adalah perpustakaan. "Ini...sudah sore, gerbang sekolah pun sebentar lagi akan ditutup..." sambungku berhati-hati agar tak menyinggung perasaannya. 

"Lalu?" Ucapnya menatapku tajam.

Aku bergidik ngeri, lagi. "Sebaiknya...eh...ma-ma-maksudku, gerbang akan ditutup, ji-jika ka...maksudku hyung masih disini, hyung pasti tidak bisa pulang kerumah." gugup. Itu yang aku rasakan. Dia menatapku tajam, sampai-sampai aku tak berani melihat kearahnya.

Aku tak tahu jika perkataanku membuatnya mendekatiku tanpa sepengetahuanku "Jadi...Kau mengkhawatirkanku?" Bisiknya di telingaku membuatku terkejut. Dia sedang berada di depanku. Sangat dekat. Jantungku sampai berdebar-debar tak beraturan antara takut dan malu. Aku tak sanggup mengangkat kepalaku. Ini terlalu dekat.

"Bu-bukan...A-aku...ma-maksudku bukan begitu hyung...a-aku ha-hanya ingin mengingatkanmu. I-itu saja." Aku masih menunduk. malu untuk melihatnya langsung.

"Tapi, itu terdengar seperti kau sedang mengkhawatirkanku." Bisiknya lagi. Jantungku! Tidak. Jangan berdetak lebih cepat lagi. Kumohon. Dia akan mendengarnya, ucapku dalam hati sambil memejamkan mataku rapat.

Dia tersenyum lagi, tanpa sepengetahuanku "Detak jantungmu berdetak terlalu cepat, boy!"

"Eh!" Aku mengangkat wajahku dan tak sengaja mata kami bertemu. Aku melihat dengan jelas, dia tersenyum. Entah itu senyumnya dari hati atau senyuman liciknya, dimataku dia terlihat sangat tampan. Wajahku pun memerah dan itu membuat senyumnya pun semakin lebar dan berubah menjadi tertawa. Aku menyadari sesuatu yang luar biasa. Dia terlihat sangat tampan kala itu. Dia terlihat bersinar ketika matahari senja menjadi background dirinya yang sedang tertawa.

Aku pun tak bisa menyembunyikan senyumku kala itu. Aku juga merasakan perasaan aneh. Aku sepertinya mulai menyukainya. Aku sulit mengambarkannya. Tapi aku merasa nyaman dengannya saat itu.

Aku mungkin orang yang sangat beruntung bisa melihat dia terseyum bahkan tertawa saat ini.

"Hey..." Panggilnya dengan wajah serius.

"Ya!"

"Kau tak takut padaku?"

Aku menggeleng "Tiidak!" lalu terseyum padanya.

Dia tak merespon. Dia hanya tertunduk. Dia seperti memikirkan sesuatu atau entah apa itu, aku tak tahu.

"Hy..." panggilku terputus karena tiba-tiba dia memelukku "...ung" 

"Kau sangat kecil!" Ucapnya masih memelukku.

"Eh?!" Aku tak mengerti.

"Hahaha...Siapa namamu?"

"Seungri. Lee Seungri." Jawabku dengan dhiasi semburat merah diwajahku.

"Nama yang bagus. Kalau namaku kau pasti sudah tahu, bukan?" Tanyanya masih memelukku. 

Aku hanya mengagguk dalam pelukannya.

"Sebut namaku!" Perintahnya. Ntah sihir apa yang dibuatnya, aku pun menyebut namanya.

"K-Kwon Ji-Jiyong hyung!" ucapku terbata karena gugup.

Dia pun melepaskan pelukannya lalu menatapku. "Kau orang pertama yang tidak takut padaku. Kau orang pertama yang melihatku terseyum. Kau orang pertama yang melihatku tertawa. Kau orang pertama yang aku peluk. Dan...Kau orang pertama yang membuatku merasa ada yang memperhatikanku. Aku merasa ada orang yang masih peduli padaku. Dan kaulah orangnya."

Ucapannya membuatku merona hebat. Aku sangat malu dipuji seperti itu. Dan lagi, jantungku tak berhenti berdebar-debar. Aku tak bisa menatapnya.

"Seungriya~" Panggilnya lembut sambil mengangkat wajahku agar menatapnya. Namun hal itu berhasil membuat wajahku semakin memerah "Jadilah milikku!" setelah mengatakan itu, dia pun mencium bibirku. Ciuman tanpa nafsu. Awalnya aku terkejut, namun aku mulai membiasakannya. 

"Akh..h-hyung...s-sakit" erangku ketika dia mengigit leherku kemudian mengecupnya.

"Ini sebagai tanda bahwa kau sudah menjadi milikku" ucapnya tersenyum lebih tepatnya terseyum licik.

"Eh!” aku tak mengerti. 

“Aku tidak akan melepasmu!” Ujarnya sambil berbisik di telingaku. Dia tersenyum lalu mengacak rambutku pelan. "Mengerti?!"

Aku hanya membalasnya sambil terseyum.

"Hyung, aku harus pulang. Ini sudah mau gelap." Ucapku segera bergegas pergi namun tak jadi karena dia menggenggam tanganku erat. "Kenapa hyung?"

"Kenapa kau tak mengajakku bersamamu?" Ucapnya dengan wajah kesal. Ini pertama kalinya aku melihat ekspresinya yang lain. Aku ingin melihat lebih banyak lagi.

"Eh, tapi apartemenku sangat kecil, hyung."

"Hufft..." Dia mendesah pelan. "Kalau begitu, tinggallah bersamaku. Dirumahku hanya ada aku dan para pelayan. Disana sangat membosankan. Mungkin jika ada kau, semuanya akan berubah." Senyum itu terlihat sangat menawan namun tersirat kelicikan didalamnya.

"Tapi..."

"Aku tidak membutuhkan kata 'tapi' yang kubutuhkan hanya 'ya'. Mengerti!."

Aku hanya bisa pasrah dibawahnya-ditariknya-. Mulai sekarang aku akan tinggal bersamanya. Orang yang paling ditakuti di sekolah ini.

_END FLASHBACK_

Normal POV

"Terlalu lama. Kau tau berapa menit aku menunggumu?" Marah -lebih tepatnya pura-pura marah- Jiyong pada kekasihnya. 

"Ma-maaf, hyung." Sesal sang kekasih, Seungri. "Aku harus membersihkan kelas dulu sebelum pulang." Jelasnya agar sang kekasih tak marah.

"Memangnya tak ada petugas lain?" Kesal Jiyong bukan kepada Seungri melainkan pada siswa-siswi yang harus bertugas bersama Seungri, kekasihnya.

"Mereka punya urusan lain, makanya mereka pulang duluan."

"Apaa? Lalu bagaimana denganmu? Kau juga punya urusan pribadi sama seperti mereka." 

"Maaf!" Sesal Seungri 

"Seungriya~ kau jangan terlalu baik pada mereka."

"Maaf hyung!" “Jangan meminta maaf terus.”

"Maaf Tuan muda..." Supir pribadi Jiyong mengintrupsi pembicaran jiyong dan seungri. "Anda memiliki jadwal pertemuan jam 6 sore ini dengan beberapa pemegang saham." Sambung sang supir pribadi.

"Hn." balas Jiyong dingin.

"Jiyongie hyung..." Panggil Seungri.

"Aku akan mengantarmu dulu sebelum menghadiri pertemuan itu. jadi, tunggu aku di rumah." Jelas Jiyong sembari tersenyum pada sang kekasih.

"Baiklah. Aku akan menunggumu." Jawab Seungri tersenyum manis. "Aku akan memasak makanan kesukaanmu."

"Baiklah"

Dan mobil yang membawa mereka pun meninggalkan sekolah.


END

No comments:

Post a Comment