Thursday, August 23, 2012

[Fanfic] Remains To Be Mine - Nyongtory {Chapter 1}

Tittle: Remains To Be Mine
Author: JiLoveRichan
Rated: T
Pairing: Nyongtory a.k.a G-Ri
Summary: “Selamanya, Kau tetap milikku” Ucap Jiyong menatap Seungri dengan lembut.
A/N: Sequel dari Be Mine

Remains To Be Mine

Seperti biasa, mobil-mobil mewah berjejeran mengantarkan tuan muda dan nona muda-nya. Aku pun begitu, tapi bukan aku yang kaya melainkan kekasihku. Kwon Jiyong. Bisa dibilang, dia sangat kaya. Dia adalah pewaris tunggal Kwon Corp. Perusahaan terbesar di Korea. 

Jiyongie hyung, panggilan dariku untuknya. Menyatakan perasaannya padaku sebulan yang lalu. Dia memintaku agar menjadi miliknya. Ah…wajahku mulai memerah mengingatnya. Bahkan, dia memintaku-memerintah- agar serumah dengannya. 

Aku bahagia, karena bisa bersama dan serumah dengannya. Namun tidak untuk orang-orang yang dikenalnya. Mereka –bukan para pelayannya- tidak menyukaiku bersama Jiyongie hyung. Aku mengetahui itu dari tatapan mereka yang seolah ingin membunuhku, jika mungkin. 

Aku tak mau mengakuinya, tetapi mereka adalah mantan pacar Jiyongie hyung. Mereka adalah gadis-gadis yang menyeramkan. Aku ingin mengatakan pada Jiyongie hyung, kalau mereka selalu membullyku. Tapi tak bisa. Aku tak mau dia terbebani oleh masalahku yang tak seberapa dibandingkan masalah perusahaannya. 


Kami berjalan beriiringan memasuki gerbang sekolah. Dia, Jiyongie hyung menggenggam tanganku agar berjalan disampingnya, bukan dibelakangnya. Dia terlihat sangat tampan. Dia selalu terlihat seperti sebelumnya. Tangan kirinya dimasukan ke dalam saku celananya, hanya mengenakan kemeja putih yang dua kancing atas tak ada dan blazer yang di gulung hingga siku, memakai satu anting di telinga kirinya dengan dua headset yang menempel ditelinganya. Dia terlalu sempurna. 

Dia tak mempedulikan orang-orang yang tengah melihat kami. Aku tau dia sangat ditakuti di sekolah, karena itu tidak ada yang berani menegurnya apalagi mengatainya. 


Ah…mereka! Mereka melihatku. Bagaimana ini. Mereka melihatku. Walaupun hanya sekilas mereka tapi, aku dapat merasakan tatapan mereka yang sangat tajam dari punggungku. 

“Anoo~ Jiyongie hyung…” Panggilku pelan. Dia menoleh padaku. Sepertinya dia tak mengeraskan volume mp3-nya atau mungkin sengaja tidak mengeraskannya. 

“Apa tidak akan terjadi masalah jika hyung menggenggam tanganku seperti ini?” Tanyaku lalu beralih ke tangan kami yang saling bergandengan. 

Dia tersenyum “Apa kau lupa siapa aku, Riri-chan?!” tepat diwajahku dia menanyakannya. 

Wajahku pun memerah hebat. Wajahnya terlalu dekat denganku. Aku pun mengalihkan perhatianku ketempat lain agar tak langsung menatapnya. 

“I-iya…A-aku tau. Tapi…” Jawabku gugup. 

“Diam! Atau kucium?” Aku menggeleng cepat. 

Dia hanya tersenyum sambil mengacak pelan rambutku. 


“Dia tak mendengarkanku, ya. Akan kubuat dia menderita.” Ucap seorang siswi yang terlihat mencolok karena gelang tangannya yang dihiasi diamond beraksen paku. 


“Aku harus cepat. Dia pasti sangat marah.”Kataku pada diri sendiri sambil mempercepat langkahku dengan kedua tanganku yang membawa bekal yang kubuat menuju kantin. Tempatku dan Jiyongie hyung ketika jam istirahat. 

Aku tau ini sudah lebih dari waktu bertemu, tapi mau bagaimana lagi. Aku tiba-tiba di mintai oleh ketua kelas untuk mengantarkan tugas rumah di ruang guru. 

Aku mempercepat langkahku. Akh…itu dia! Ucapku dalam hati. “Ji….” 

“Hai…” Sapa gadis bermata sipit tersenyum lembut –dipaksakan- memotong panggilanku pada Jiyongie hyung. Dia…Minzy. Aku mematung. 

“Lama tak bertemu, Seungriya,” 

Bom nuna. Aku membelalak. Aku tak bisa bergerak. Bagaimana ini? Jiyongie hyung, tolong aku. 

“Kami sedang membutuhkan bantuanmu.” CL. Aku takut dan hanya bisa menunduk sambil meremas ujung blazer-ku. 

Mereka membawaku. Sekilas, aku melihat Jiyongie hyung di hampiri seorang gadis yang aku tahu adalah Dara nuna. 

Jiyongie hyung. Ucapku dalam hati. 


“Anak itu….Berani sekali dia membuatku menunggu. Awas saja jika sudah sampai dirumah. Akan kubuat dia mengerjakan semua tugas pelayan dirumah.” Kesalku pada pacarku, Seungri. 

“Annhyeong, Jiyong-shi!” Sapa gadis manis ramah pada Jiyong. “Bolehkah aku duduk disini?” Sambungnya menunjuk kursi didepan Jiyong. 

“Kau…Disini masih banyak tempat yang kosong, pilihlah sesukamu. Tapi, Tidak. Untuk. Yang. Ini.” Ucap Jiyong dingin sembari menekan ‘Tidak Untuk Yang Ini’ yang adalah kursi untuk kekasihnya, Seungri. 

“Tapi, aku ingin duduk disini.” Balas Dara sembari tersenyum ramah. 

“Jangan. Duduk. Dikursi. Itu!” Dingin dan terdengar seperti sebuah ancaman yang mengerikan. 

Dara merasakannya. Tatapan mengerikan dari seorang Kwon Jiyong. Bahkan, semua yang berada di kantin itu pun merasakannya. Mereka berdoa agar Dara memilih untuk tidak duduk disitu. Namun, doa mereka tak terkabul, Dara sudah menduduki kursi itu. 

BRAKH 

Meja itu terbelah menjadi dua. Jiyong menghancurkannya dengan kakinya. Makanan yang dibawa Dara pun ikut hancur. Dara membatu. Takut. Ya, itu yang dirasakannya begitu pula semua orang yang ada disitu. 

“Aku. Paling. Tidak. Suka. Dengan orang membangkang.” Ucap Jiyong dingin lalu melangkah pergi meninggalkan kantin. 

Dengan gemetar Dara mengambil handphone-nya lalu menekan speed dial 3 yang adalah CL. “Buat dia menderita.” Sambungan pun terputus.

Countinue....

1 comment: